Gua Rancang Kencono
merupakan gua yang sarat cerita mulai dari jaman prasejarah hingga masa-masa
perjuangan Laskar Mataram. Sebuah pohon klumpit berusia ratusan tahun menjadi
saksi bisu beragam kisah yang tercipta di gua ini
Gunung kidul merupakan
salah satu kabupaten yang wilayahnya termasuk dalam Kawasan Karst Pegunungan Sewu dengan bentang alam yang unik. Selain fenomena di permukaan (eksokarst) yang
berbentuk perbukitan karst, di Gunungkidul juga terdapat fenomena di bawah
permukaan (endokarst) yang berbentuk sungai bawah tanah, lembah, telaga,
hingga luweng dan gua. Karena itu tak heran jika Gunungkidul
memiliki banyak gua yang tersebar di perut bumi. Salah satu gua yang bisa
dimasuki siapa saja tanpa peralatan khusus adalah Gua Rancang Kencono yang
terletak di Desa Wisata Bleberan.
![]() |
FOTO GUA RANCANG KENCANA, PLAYEN ,GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA. |
Berdasarkan buku
"Mozaik Pusaka Budaya Yogyakarta" yang disusun oleh Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala Yogyakarta, Gua Rancang Kencono merupakan gua purba
sejajar dengan Gua Braholo yang terdapat di Kecamatan Rongkop, hal ini
didasarkan pada penemuan artefak dan tulang belulang yang diperkirakan hidup
pada ribuan tahun yang lalu. Gua yang mempunyai ruangan luas dan lapang dengan
pohon klumpit (Terminalia edulis) yang diperkirakan sudah
berusia lebih dari 2 abad ini pernah dijadikan sebagai tempat persembunyian dan
pertemuan Laskar Mataram pada saat menyusun rencana untuk mengusir Belanda dari
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Karena digunakan untuk merancang strategi
demi tujuan mulia maka gua ini dinamakan Gua Rancang Kencono.
Untuk memasuki Gua
Rancang Kencono cukup menuruni tangga batu yang sudah dibangun sejak dulu.
Sebatang pohon klumpit yang tingginya sudah melampaui atap gua menyambut dengan
gagahnya. Lubang besar akibat lapuk terlihat di batang pohon menjadi penanda
usianya yang sudah renta. Gua Rancang Kencono memiliki sebuah pelataran atau
ruang yang luas dan bisa digunakan untuk mengadakan pertemuan. Stalaktit tampak
menghiasi langit-langit gua, banyak diantaranya sudah mati sehingga tidak
terlihat lagi air yang menetes. Di sebelah ruangan yang luas terdapat ruang
kecil dan sempit serta gelap gulita. Untuk memasuki ruang ini YogYES harus melewati
sebuah celah kecil dengan merunduk. Di dalam ruang yang sempit ini terdapat
lukisan bendera merah putih serta kata-kata penyemangat yang ditujukan kepada
para pejuang. Baru 10 menit di ruangan udara sudah terasa pengap, kembali ke
pelataran pun menjadi pilihan.
Selain relung gua yang
sempit dan gelap, di sisi lain juga terdapat lorong yang konon menghubungkan
Gua Rancang Kencono dengan Air Terjun Sri Gethuk. Saat memasuki lorong tersebut
YogYES harus berjalan jongkok bahkan sesekali merangkak karena langit-langitnya
sangat pendek. Menurut pengelola, sebagian lorong tersebut telah runtuh
sehingga tidak bisa ditelusuri.
Saat malam menjelang, Gua Rancang Kencono yang
disinari samar cahaya bulan terlihat mistis sekaligus eksotis. Redup cahaya
bintang dan sinar lampu taman yang tidak terlalu benderang menjadi teman setia
berbincang sambil menikmati secangkir wedang jahe. Derik serangga berpadu
dengan desau angin menciptakan simfoni alam yang merdu dan mengiringi obrolan
hingga larut malam.
Keterangan: Wisata Gua Rancang Kencono sepenuhnya dikelola oleh
masyarakat Desa Wisata Bleberan. Untuk info kunjungan atau penggunaan bumi
perkemahan di kompleks Gua Rancang Kencono dapat menghubungi Kohar (+62 853
3400 5700), Tri Harjono (+62 813 2821 6842)
penulis : M.luthfi noor
penulis : M.luthfi noor
Tidak ada komentar :
Posting Komentar