![]() |
Benteng VREDEBURG, Yogyakarta |
Tidak terlalu sulit menemukan berbagai bentuk loji di Yogyakarta, karena pada umumnya Loji berada di tengah-tengah kota. Jika anda berkunjung ke Jogja maka anda bisa menemukan dan menikmati kemegahannya dengan sangat murah, bahkan tidak memerlukan biaya.
Ada beberapa loji yang terkenal dan cocok bagi anda yang menyukai wisata arsitektur. Salah satu contohnya ialah kawasan Benteng Vredeberg (dulunya bernama Rustenburg) yang merupakan loji tertua di Yogyakarta. Bangunan benteng yang sering disebut Loji Besar atau Loji Gede itu dibangun pada tahun 1776 - 1778. Benteng yang terletak persis di seberang Kantor Pos Besar tersebut, konon sengaja didirikan di poros Kraton - Tugu agar bisa mengawasi gerak-gerik Kraton. Benteng yang beralamat di Jalan Jend A. Yani no 6 ini sekarang difungsikan sebagai museum yang buka setiap hari kecuali Senin mulai pukul 08.00 – 15.30 dengan harga tiket masuk Rp. 2.000.
![]() |
Gedung Agung, Yogyakarta |
Di seberang bangunan Benteng Vredeburg, ada Loji Kebon yang kini dikenal dengan nama Gedung Agung. Bangunan bergaya eropa tersebut didirikan tahun 1824 dan digunakan sebagai Gedung Karesidenan. Pada Masa Jepang, gedung ini menjadi kediaman petinggi Jepang bernama Koochi Zimmukyoku Tyookan. Demikian pula sejak ibukota Indonesia berpindah ke Yogyakarta 6 Januari 1946, gedung ini menjadi istana kepresidenan. Hingga kini, meski ibukota Indonesia berpindah lagi ke Jakarta, gedung ini tetap berstatus istana kepresidenan.
Satu kawasan loji lain yang tak kalah menarik adalah Loji Setan. Dinamakan demikian karena gedung yang hingga kini tak diketahui tahun pembangunannya itu dikenal angker. Banyak orang mengatakan, pada ruang sebelah timur dan aula tengah sering terdengar suara orang minta tolong dan suara iringan musik dansa. Gedung ini menurut cerita pernah disinggahi Gubernur Jendral Raffles pada tanggal 15 Mei 1812, saat Belanda sudah berkuasa di Yogyakarta.
![]() |
Loji Setan, Yogyakarta |
Di masa lalu, gedung ini sering digunakan untuk tempat bermeditasi dan sebagai ruang pameran, misalnya pameran oleh Luch Bescherming Dienst pada tahun 1940. Pasca Kemerdekaan, gedung yang pada awalnya bernama Loji Marlborough ini digunakan sebagai kantor Komite Nasional Indonesia (1945 - 1949), kantor Dewan Pertahanan Negara dan penyelenggaraan sidang Kabinet (1948). Kini gedung ini digunakan sebagai kantor DPRD.
Kelilingilah setiap loji, sepenggal demi sepenggal cerita yang didapat akan memperkaya wawasan sejarah anda.
Penulis: Miranthi Mulyo Utami
Tidak ada komentar :
Posting Komentar