Minggu, 05 Oktober 2014

GUNUNG MERAPI | Keistimewahan Gungung Merapi

Sejarah




          Gunung Merapi (2911 meter di atas permukaan laut) merupakan salah satu gunung berapi di Indonesia yang masih aktif. Gunung ini terletak kira-kira 30 km di sebelah utara Kota Yogyakarta dan termasuk ke dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Gunung Merapi bertalian erat dengan mitos, kepercayaan, dan filosofi masyarakat Jawa, terutama masyarakat sekitar gunung tersebut. Hal ini digambarkan dengan garis imajiner yang menghubungkan antara Gunung Merapi dengan Laut Selatan (Samudera Indonesia) dengan Kota Yogyakarta sebagai titik pusat. Garis imajiner tersebut mempunyai dua aspek filosofis, yaitujagat alit dan jagat ageng. Jagat alit merupakan proses perjalanan kehidupan manusia sejak lahir hingga menghadap Yang Maha Kuasa. Tugu Yogyakarta merupakan titik di mana manusia dapat menyatu dengan Tuhan tatkala ia mampu menempuh kehidupan dengan benar dan “lurus”. 

           Planologi Kota Yogyakarta menggambarkan makna dari filosofi tersebut melalui jalan yang  membujur dari selatan ke utara. Namun, perjalanan kehidupan manusia tak lepas dari godaan kekuasaan dan kemewahan. Godaan kekuasaan digambarkan melalui kompleks Kepatihan, sedangkan godaan harta tergambar lewat pasar Beringharjo yang berada di sisi jalan antara Keraton dan Tugu Yogyakarta. Jagat Ageng bermakna seorang pemimpin harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan mementingkan hati nurani ketimbang nafsu kekuasaan. Pemimpin harus melandaskan kepemimpinannya dengan berdasarkan keyakinan kepada Tuhan. Artinya, tindakan memimpin mestilah berdasar pada apa yang diperbolehkan/diperintahkan dan dilarang oleh Tuhan. Oleh karena itu, makna dari garis imajiner tersebut adalah bahwa manusia dapat berada dekat dan menyatu dengan Tuhannya ketika ia sudah dapat memaknai hakikat hidup yang sebenarnya serta berperilaku sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Tuhan. 

         Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang memiliki keistimewaan tersendiri. Hingga saat ini, Gunung Merapi masih menjadi salah satu gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Sejak meletus pada tahun 1548, Gunung Merapi sudah meletus 68 kali. Aktivitas letusan kecil Merapi terjadi setiap 2-3 tahun dan letusan besar terjadi sekitar 10-15 tahun sekali – terakhir pada tahun 2006. Letusan besar Gunung Merapi terjadi pada tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan pada tahun 1006 inilah yang diklaim sebagai penyebab perpindahan Kerajaan Mataram Hindu ke Jawa Timur. Sementara itu, letusan yang terjadi pada tahun 1930 menelan korban 1.369 jiwa.

          Aktivitas letusan yang sering terjadi mengakibatkan ketinggian dan bentuk puncak Merapi senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Mendaki Merapi menjadi tantangan tersendiri bagi Anda yang suka melakukan petualangan. Jalan setapak untuk mendaki Merapi tidak seperti laiknya jalur pendakian. Kadang-kadang jalan ini lebih menyerupai parit dari puncak gunung. Begitu pula medan sepanjang pendakian: berbatu, terjal, dan mudah longsor. Mendekati Puncak Garuda, para pendaki harus ekstra hati-hati dan tepat dalam mengambil keputusan karena tak jarang bebatuan yang diinjak justru longsor yang bisa berakibat fatal. Untuk mendaki Gunung Merapi, Anda cukup menuliskan identitas diri di buku tamu dan membayar tiket sebesar Rp 3.000,00 per orang di posko pendakian.  


Keistimewahan Gunung Merapi
      Bencana memang telah berlalu meski itu belum berarti kondisinya sudah benar-benar aman. Akan tetapi, wisatawan yang penasaran dengan erupsi masih bisa menjumpai sejumlah "peninggalan" awan panas atau yang biasa disebut masyarakat setempat dengan istilah wedhus gembel. Selain tumpukan material, hal yang cukup menarik adalah bungker tempat perlindungan (tempat kedua korban meninggal akibat temperatur tinggi saat dievakuasi suhu material masih sekitar 400 derajat Celsius). Belasan meter ke arah timur dari bungker, wisatawan bisa melihat sisa-sisa bangunan warung makan dan minuman yang hancur diterjang material. "Awan panas juga menghancurkan beberapa bangunan lain. 

            Dulu di sini ada pendopo besar, Gedung BPPT (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi), musala, toilet, dan pos keamanan. Semua bangunan itu rata dengan tanah. Yang tersisa tinggal gazebo kecil di tepi Kali Gendol," ujar Sukijo (50), juga warga Kaliadem. Di sebelah timur warung yang rusak, wisatawan bisa melihat alur Kali Gendol yang cukup lebar dengan kedalaman sekitar 50 meter. Pada musim hujan, Kali Gendol menjadi salah satu bagian paling menarik dari erupsi Merapi. Alur kali yang juga terisi material itu menjadi jalur aliran lahar dingin dari arah hulu. Percampuran air hujan dan material vulkanik (erupsi sekunder) menimbulkan fenomena alam yang menarik, mulai dari bau belerang menyengat, kepulan asap kecoklatan sebagai hasil reaksi kimia, hingga hujan abu yang turun di sekitar kali.


 Wisata Kaligendol

     Menikmati Kaliadem sebenarnya tidak harus dilakukan siang hari. Pada malam hari pun suasananya sangat mendukung. Kalau sabar, pengunjung bisa melihat lelehan lava pijar berwarna merah kekuningan, sangat kontras dengan pekatnya malam. 



Wisata Kaliadem 

         Setelah puas di Kaliadem, wisatawan bisa mencari obyek wisata alternatif lain. Di sekitar Kaliadem terdapat beberapa obyek wisata yang mengandalkan keelokan alam, seperti alur Kali Kuning ataupun bumi perkemahan Wonogondang yang cukup asri.



Wisata Kalikuning

          Di Kali Kuning, wisatawan akan menjumpai hijaunya pepohonan pinus yang tumbuh di sepanjang alur kali. Di sepanjang alur itu terdapat beberapa titik yang memiliki pemandangan bagus dan biasa dipakai untuk kegiatan berbau alam, seperti out bond. Di kawasan ini juga terdapat banyak penginapan yang bisa disewa dengan harga murah, mulai sekitar Rp 30.000 per malam. Salah satu titik yang menarik di alur Kali Kuning adalah daerah Plunyon. Selain dam, wisatawan dapat melihat aktivitas penambangan pasir secara tradisional. Banyak juga calon pengantin memanfaatkan keberadaan jembatan kecil berikut kondisi alamnya untuk sesi pemotretan. Wisatawan yang ingin melakukan kegiatan berbau alam secara beramai-ramai juga bisa memanfaatkan Wonogondang yang mempunyai fasilitas cukup lengkap, mulai dari aula, toilet, hingga penerangan listrik. Jika belum puas, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke Kaliurang yang berada di sebelah barat Kaliadem. Di tempat ini, wisatawan bisa menikmati keindahan alam sembari beristirahat lebih nyaman karena terdapat lebih dari 200 hotel dan penginapan.



Wista Kaliurang

      Kaliurang juga memiliki obyek-obyek menarik untuk dikunjungi, antara lain Tlogo Putri yang menyediakan pentas aneka potensi kesenian Sleman dari dangdut, band, keroncong, campursari, jathilan, dan masih banyak lagi.

         Satu hal yang tidak boleh dilupakan, wisatawan juga bisa menikmati lezatnya makanan lokal khas Kaliurang, seperti jadah dan tempe atau tahu bacem. Makanan lain yang juga menarik adalah sate kelinci. Di Kaliurang. Dan juga Museum Ulen Sentalu yang berisi koleksi berbagai batik dan barang-barang dari keraton Yogyakarta dan Surakarta, serta gardu pandang di Pos Pengamatan Gunung Merapi.


Museum Ulen Sentalu

 
Lokasi 
       Secara adrministratif Gunung Merapi masuk di wilayah Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Akses Ada beberapa jalur pendakian yang dapat ditempuh untuk mendaki merapi dengan tingkat kesulitan dan jarak tempuh yang berbeda-beda. Jarul yang bisa ditempuh para pendaki antara lain. 

        Pertama, jalur sisi selatan Gunung Merapi, melalui Dusun Kinahrejo. Jalur ini dapat dikatakan sebagai gerbang masuk Gunung Merapi. Pos pendakian berada di rumah  Alm Mbah Marijan. Pendakian dari jalur ini dapat ditempuh rata-rata 6-7 jam menuju puncak. Para pendaki yang menempuh jalur ini akan langsung berhadapan dengan medan yang relative berat dengan kemiringan 30-34 Derajat. Para pendaki pemula sebaiknya menghindari jalur ini karena medan berat. Untuk sampai di Kinahrejo, Anda dapat menggunakan kendaraan umum jurusan Yogyakarta-Kaliurang, kemudian dari Kaliurang menuju Kinahrejo ditempuh dengan berjalan kaki. 

         Kedua, jalur Selo berada di sisi utara Gunung Merapi. Jalur ini cocok bagi para pendaki pemula karena medan pendakian yang menjadi basecamp para pendaki. Posko pendakian berada di Dusun Plalanga, Desa Lencoh.

        Transportasi umum untuk mencapai dusun ini : dari Solo naik bus jurusan Semarang, turun di Boyolali. Dari boyolali naik minibus menuju Selo, turun pertigaan pasar Selo. Dari pasar Selo menuju pasar pendakian di tempuh dengan berjalan kaki sekitar 1 km.
Perlu diperhatikan, minibus jurusan Selo hanya ada  sampai jam 17.00 WIB.

Akomodasi dan fasilitas lainnya 
          Disekitar kawasan wisata kaliurang, terdapat beberapa hotel yang tarifnya bervariasi. Ada juga beberapa restoran kecil yang menawarkan berbagai menu makanan. Selain itu, anda dapat menggunakan posko pendakian, baik di kenahrejo maupun di plalangan, sebagai tempat beristirahat sebelum dan setelah melakukan pendakian. Bahkan, anda boleh pula bermalam disini. Di masing-masing posko, ada beberapa pemandu yang siap mengantar anda mencapai puncak. Beberapa diantara mereka sekaligus berfungsi sebagai anggota SAR ( Search and RescueI ). 

          Biasanya, posko pendakian ini menyediakan makanan dan minuman dengan harga yang relative murah. Para pemuda yang berada di sekitar posko itu biasanya menyediakan souvenir berupa stiker, kaos, gantungan kunci, dan pernak pernik lainnya. Sebelum mulai mendaki, anda harus membawa bekal air yang cukup karena anda akan kesulitan mencari air dilereng gunung merapi.
                                               


                                   Penulis : Rahma Ihda Arifani

Tidak ada komentar :

Posting Komentar