Gunung Nglanggeran adalah gunung api purba berbentuk bongkahan batu raksasa. Selain dapat menyaksikan sunset & sunrise yang mempesona serta gemerlap Jogja di malam hari, di Puncak Timur Nglanggeran juga terdapat misteri dusun dengan 7 kepala keluarga.
Menyaksikan
mentari terbit dari puncak gunung merupakan satu kemewahan yang tidak semua
orang bisa menikmatinya. Rute yang ekstrim, cuaca yang tidak menentu, perjalanan
yang berat, serta jauhnya jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki
menjadi penghalang utama bagi sebagian orang. Namun hal ini tidak berlaku di
Gunung Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. Hanya memakan waktu 1 hingga 1,5 jam
pendakian, Anda akan tiba di puncak barat Gunung Nglanggeran, Gunung Gede.
Pemandangan indah yang memanjakan mata pun menyambut. Sejauh mata memandang
yang terlihat hamparan awan di ketinggian, jajaran gunung batu dengan bentuk
yang unik, perkampungan warga, serta hijaunya sawah dan ladang. Saat senja
menjelang, Kota Jogja akan terlihat laksana lautan kunang-kunang. Taburan
cahaya bintang dan gemerlap lampu kota yang terlihat dari kejauhan menjadi
pemandangan romantis bagi siapa saja yang berkemah di gunung ini.
![]() |
pemandangan dari atas gunung ngelanggeran |
Gunung
Nglanggeran merupakan gunung api purba yang pernah aktif puluhan juta tahun
lalu. Terletak di kawasan karst Baturagung, gunung yang litologinya tersusun
oleh fragmen material vulkanik tua ini memiliki dua puncak yakni puncak barat
dan puncak timur, serta sebuah kaldera ditengahnya. Saat ini Gunung Nglanggeran
berupa deretan gunung batu raksasa dengan pemandangan eksotik serta bentuk dan
nama yang unik dengan beragam cerita rakyat sebagai pengiringnya. Gunung-gunung
tersebut biasanya dinamakan sesuai dengan bentuknya, seperti Gunung 5 Jari,
Gunung Kelir, dan Gunung Wayang.
Puncak
Nglanggeran hanya boleh dihuni oleh 7 kepala keluarga. Jika kepala keluarga
yang tinggal di dusun ini kurang atau lebih maka akan terjadi hal-hal buruk
yang tidak diinginkan. Hal ini bisa dilihat dengan keberadaan makam di Puncak
Nglanggeran. Oleh karena itu, jika anak-anak mereka sudah berkeluarga maka
keluarga baru tersebut harus meninggalkan Dusun Tlogo Mardhido.
penulis : Mochammad Rifqih
penulis : Mochammad Rifqih
Tidak ada komentar :
Posting Komentar